15+ Puisi untuk Almarhum IBU Yang Telah Tiada

Posted on

Artikel ini berisi tentang : Kumpulan Puisi untuk Almarhum Ibu Tercinta, Sedih, Rindu, ungkapan terima kasih dan tema lainnya, sebagai Puisi Rindu Ibu Yang Telah Meninggal.

Kumpulan Puisi untuk Almarhum Ibu Tercinta

Puisi untuk Almarhum Ibu – Sosok seorang ibu merupakan salah satu wanita paling mulia di atws bumi ini, baik di mata manusia maupun Allah SWT.

Ibu juga menjadi sosok paling disayangi serta wajib dihormati oleh siapa saja.

Ini bukan tanpa alasan. Karena, tanpa adanya seorang ibu, maka saya, kamu dan semua orang yang ada di dunia saat ini tidak akan pernah terlahirkan.

Sehingga, itulah mengapa jasa seorang ibu takkan pernah bisa dibalas.

Sebagai contoh, ibu melahirkan anak, merawat sejak kecil, menjaga, melindungi, menghidupi dan membesarkan kita hingga tumbuh dewasa seperti sekarang.

Bahkan sampai kita tua, kasih sayangnya akan terus mengalir.

Mencintai seorang ibu bisa dibilang hukumnya wajib. Karena terlepas dari alasan di atas, murkanya seorang ibu ialah murka Tuhan juga, dan begitu pula sebaliknya.

Berbakti kepada ibu akan jadi pahala besar serta mudah mendapatkan hidayah dari Allah SWT.

Namun lagi-lagi, setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati, entah itu esok hari, lusa, bulan depan ataupun tahun depan, dan kenyataan ini tidak terlepas dari sosok ibu kita sendiri, yang juga akan mengalaminya.

Nah, bilamana saat ini kamu adalah seseorang yang sudah tidak memiliki Ibu, alias telah meninggal, tak perlu terlalu bersedih, tetaplah berpegang teguh bahwa takdir Allah SWT itu memang tidak bisa dipungkiri.

Namun meski begitu, kerinduan pasti akan selalu berada di pikiran, dan itu adalah wajar.

Nah, untuk mengekspresikan rasa rindu tersebut, beberapa Puisi untuk Almarhum Ibu tercinta di bawah ini akan bermanfaat untuk kamu.

Silakan disimak kumpulan Puisi untuk ibu yang sudah meninggal di bawah ini satu-persatu.

Admin Senipedia harap bisa menghibur dan memberi suntikan semangat bagi kamu, agar selalu ikhlas dan berpikir positif terhadap takdir Allah SWT.

1. Puisi Ibu Tersayang Yang Telah Tiada

Ibu,
kaulah satu-satunya wanita,
Yang paham akan suka dan duka,
Tentang kepasrahan dan gelora asa.

Ibu,
Kepadamu kututurkan do’a,
Atas segelintir harapan tak sirna,
Untuk membahagiakanmu di akhir masa.

Namun yang terjadi,
Tak sesuai kehendak hati,
Kau mendahului pergi,
Meninggalkan aku sendiri,
Di dunia yang fana ini.

Ibuku sayang,
Aku merindukanmu di bayang-bayang,
Memimpikanmu dalam lamunan,
Namun kau tak jua kunjung datang.
Oh ibuku sayang.

Siang begitu panas,
Malam begitu dingin,
Selepasnya aku tersadar,
Hanya kaulah yang bisa menenangkan.

Sekuat tenaga menahan tangis,
Akan hati yang kian teriris,
Hidup jadi tak lagi manis,
Semula optimis menjadi pesimis.

Ibuku sayang,
Selamat tinggal untuk selama-lamanya,
Tenanglah engkau di alam sana,
Do’aku mengalir sepanjang masa,
Semoga kau tenang di alam surga.

Hai dunia, aku tak begitu bersedih,
Itulah kebohongan terbaikku kepada mereka,
Namun di sisi lain, akupun meyakini,
Bahwa Yang Maha Pengampun mengerti,
Atas apa yang aku kehendaki.

Ibuku sayang, kau telah tiada,
Kau tak lagi terjaga,
Kami disini merana,
Di depan gundukan pusara,
Menyiram dan menanam bunga.

Ibu, selamat tinggal dan Do’a kulantunkan,
Lagi dan lagi tanpa bosan,
Kaulah secercah semangat dan harapan,
Bagiku untuk menaungi kerasnya kehidupan.


2. Puisi Rindu Ibu Yang Telah Meninggal

Kepada Tuan Surya yang baru terjaga,
Kukirimkan sepucuk do’a,
Untuk seseorang yang begitu istimewa,
Yang tengah bercengkrama dengan Tuhannya.

Teruntuk Sang Surya yang akan tergelincir,
Do’a dan harapan kembali mengalir,
Dari putih dan pucatnya bibir,
Seorang anak yang berjalan dengan getir.

Untuk rembulan dan kesunyian malam,
Kuterjaga dalam gelap nan kelam,
Mengenang kasih sayang di masa silam,
Tangan ternganga diiringi do’a yang tak padam.

Kaulah Ibuku, Cinta dan Kasihku,
Kaulah Ibuku, primadona dibatiku,
Takkan terbalas semua jasa-jasamu,
Takkan terbayar jerih dan payahmu.

Ibu, hari ini kau tak lagi disampingku,
Kenyataan yang ada nyatanya amat pilu,
Kepastian takdir rasanya begitu menyendu,
Disetiap kali aku kembali mengingatmu.

Ibu, tenanglah kau di alam sana,
Selamat menikmati indahnya Surga,
Disini selalu kukirimkan do’a,
Disetiap kali mata terjaga.

Selamat tinggal, ibu tercinta.


3. Puisi Ibu Sedih Menyentuh Hati

Ibu, Semenjak kepergianmu,
Aku hanya bisa menangis,
Ibu, semenjak kepergianmu,
Derai air mataku tak bisa aku tahan.

Ibu, semenjak kepergianmu,
Aku hanya bisa mengingat jasamu,
Disaat aku menangis engkau memelukku
Disaat aku pulang sekolah,
Engkau menyediakanku masakan kesukaanku.

ibu,
Ribuan jasamu tak bisa ku balas,
Disaat engkau memelukku yang terakhir kalinya,
Disaat engkau menghembuskan nafas terkahirmu,
Disaat engkau memalingkan wajahmu.

AKU teriak…..
AKU teriak, kapan kita bisa bertemu lagi, ibu,
Aku hanya bisa membayangkan,
Seandainya engkau masih ada.

Aku hanya bisa membayangkan,
Betapa bahagianya aku bersamamu,
aku hanya bisa membayangkan,
Dan hanya bisa mangandai.

Andai saja engkau masih ada,
Andai saja engkau masih bisa kupeluk,
Andai saja engkau masih bisa kulihat,
Mungkin takkan ku lepas lagi pelukanku.

Ibu,
Kini kau sudah tenang disana,
Tidur dalam lindungan-Nya,
Berada dalam Ridho-Nya.

Ibu,
Semoga kau selalu tersenyum indah,
Melihat kami mendoakanmu disini,
Melihat kami tersenyum indah.

Ibu,
Ku tahu kau amat menyayangi kami,
Kau tak benar-benar meninggalkan kami,
Kau selalu berada di samping kami,
Memperhatikan kami,
Menjaga kami.

ibu…..
Aku merindukanmu,
Aku membayangkan,
ibu.


4. Puisi Kangen Ibu Di Surga

Entah apa yang terlintas,
Hati dan pikiran penuh kecamuk,
Akan ada haru yang membekas,
Akan terukir rindu yang terbentuk.

Sore itu, angin berhembus pelan,
Mengelus ubun dan menusuk pikiran,
Bagaimana tidak aku terbeban,
Sedang nyawa terasa lepas dari badan.

Sore itu, cobaan terberat telah sampai,
Mengunjungi petangku yang damai,
Untuk memberi tanda usai,
Akan pertanda kehidupan selesai.

Tak terbayang dan tak terbantah,
Kenyataan menyeret luka terparah,
Ibu, orang yang paling kucinta,
Pergi untuk selama-lamanya.

Sekarang, waktu terus berjalan,
Aku jalani hidup penuh tekanan,
Akan rasa rindu yang makin terasa,
Mengingatmu yang kini di Syurga.


5. Puisi Rindu Pada Ibu

Aku tak biasa hidup tanpamu,
Dunia terasa sepi tanpa hadirmu,
Canda tawaku selalu terbayang dibenakku,
Menghibur setiap keluh dan kesahku.

Hanya rindu yang tak kenal buntu,
Ibarat makanan disetiap sehari-hariku,
Air mata menetes kala ingat senyummu,
Yang menegurku akibat tingkah lakuku.

Disini aku kan selalu berdoa untukmu,
Berdoa supaya engkau ada disisinya,
Ditempat yang paling indah disana,
Yang dijanjikan Tuhan yakni Surga.

Aku mencintaimu, ibu,
Selalu mencintaimu,
Tersimpan kokoh dalam hati,
Tak akan pernah terganti.

Baca juga : 12+ Puisi Jadi Diri Sendiri


Puisi Rindu Ibu

Siapa sih yang tidak rindu dengan ibu yang sudah meninggal? pasti semua orang akan merindukannya.

Jangankan yang sudah wafat, yang saat ini sedang di rantau saja, pasti selalu terngiang-ngiang unik bisa segera bertemu

Namun kita tahu dan menyadari, bahwa jika telah terpisah alam, waktu untuk bertemu tidak akan diperkenankan lagi.

Nah, Untuk mengekspresikan diri atas rasa kangen tersebut, simak beberapa Puisi Rindu Ibu tercinta di bawah ini :

6. Kembali terkenang

Di hamparan pasir putih ini,
Ombak terus menghempas ke tepi,
Menyentuh kedua ujung induk kaki,
Sontak air mata menetes di pipi.

Entah apa yang menjadi penyebab,
Setiap kali aku mengunjungi pantai ini,
Sosok Ibu tersayang selalu membayangi,
Begitu pedih dan menyayat hati.

Aku teringat indahnya masa kecil,
Kala aku bermain dengan dekil,
Kau mengelus tanganku yang mungil,
Diiringi kasih sayang yang tidak secuil.

Namun cerita berbeda dengan hari ini,
Aku kembali mengunjungi tabir mimpi,
Berharap masa lalu bisa diulang lagi,
Namun tak terbantah, inilah takdir Ilahi.


7. Aku Iri

Ibu, apakah kau mengerti,
Terkadang aku merasa iri,
Dengan mereka yang bisa berbakti,
Kepada ibunya sepanjang hari.

Ibu, bagaimanakah kau bisa paham,
Terkadang rasa iriku begitu dalam,
Kepada mereka yang ketika tiba malam,
Bisa bercengkrama dengan ibunya,
sedangkan aku hanya diam.

Ibu, tidakkah kau mengira,
Bahkan aku merasa benci,
Dengan mereka yang sepanjang hari,
Ditemani sosok Ibu dalam meraih mimpi.

Ibu, aku merindukanmu, hadir disini.
Aku mengharapkanmu, untuk kembali lagi.
Ibu, temani aku, aku sepi,
Aku sunyi dan pada akhirnya, aku benci kenyataan ini.


8. Karena Tuhan Sayang

Ibu, kepergianmu memang menyakitkan,
Menerpakan beban berat di badan,
Kenyataan pahit ketika kita berjauhan,
Dan tak ada lagi kata pertemuan.

Namun selepas itu, akupun mulai menyadari,
Tentang nasib dan takdir diri,
Bahwa kepergianmu adalah bukti,
Rasa sayang Sang Ilahi.

Ibuku sayang,
Jarak yang membentang diantara kita,
Takkan jadi penyusut semangat Do’a,
Yang akan terus-menerus kubaca,
Dan kukirimkan kepada engkau di Surga.

Ibu, aku tak dapat berbuat apa-apa,
Ketika Allah mengangkatmu dari dunia,
Untuk menjadi pendamping Dia di Surga,
Serta bukti rasa sayang-Nya.

Baca juga : 20+ Puisi untuk Almarhum Sahabat


9. Terima Kasih, Ibu

Hai Sang Penggagas Alam,
Aku begitu bersemangat hari ini,
Sinar Mentari-Mu begitu tajam,
Membangkitkan semangat dari dalam diri.

Hai Yang Maha Pengasih,
Kubuka hari dengan jiwa yang bersih,
Dengan semangat yang berbuih-buih,
Untuk cinta tanpa rasa pamrih.

Teruntuk Ibu tercinta,
Kuucapkan jutaan Terima Kasih,
Atas curahan rasa cinta tanpa letih,
Atas didikan dan kasih sayang tanpa pamrih.

Pagi ini, aku berada di tepi pusaramu,
Kukirimkan seuntai do’a dengan senyum syahdu,
Tidak lama lagi kita akan bertemu,
Di dalam Surga saling melepas rasa rindu.
Terima kasih, ibu.


10. Sepucuk Surat untuk Ibu

Kugoreskan pena bertinta,
Lewat untaian kata,
Kutuliskan di atas kertas,
Dengan hati penuh ikhlas.

Kemudian di sepertiga malam,
Aku terjaga ditengah kekelaman,
Mengangakan kedua telapak tangan,
Menghadap Yang Maha Penyayang.

Ibuku sayang,
Aku sedih dan memanglah malang,
Namun berkat Yang Maha Penyayang,
Semua kembali terasa ringan,
Karena kau selalu dalam Bayangan.

Ibu, surat ini aku kirimkan untukmu,
Disini tertulis bait-bait rindu yang terbelenggu,
Serta harapan untuk bisa bertemu,
Meski hanya dalam mimpi nan semu.

11. Engkau dan Surga

Kendati demikian, aku tak lagi risau,
Aku tahu kau ada dimana sekarang,
Ya, kau berada di dalam Surganya Allah,
Tempat paling indah dari segala tempat.

Di sisi lain, aku merindu,
Hal paling berat yang aku nikmati disini,
Menyebut namamu di pangkal dan ujung jari,
Hanya engkau yang akan terpatri.

Ibu, nikmatilah Surga Tuhan,
Tetaplah tebarkan senyuman,
Lakukan itu dan janganlah kau hentikan,
Aku mencintaimu sepanjang zaman.

Ibu, antara engkau dan surga,
Asalah ribuan ucapan do’a,
Dari anakmu di dunia fana,
Semoga selalu bahagia di alam sana.

Baca juga : 7+ Cerpen tentang Ibu Paling Menyentuh


Puisi Pendek Rindu Ibu

Puisi rindu ibu
Puisi Rindu Ibu

Sosok seorang ibu kandung memang takkan pernah tergantikan. Jika secara rasional kita tidak bisa hidup tanpa orang lain, orang yang pertama kita butuhkan ialah Ibu.

Jasa-jasa dari mereka pun takkan bisa terbalaskan. Karena berkat ibu, kita bisa tumbuh dan berkembang seiring usia bertambah.

Ketika ibu mendahului kita menghadap Yang Maha Pengasih, otomatis rindu akan berkobar setiap detiknya.

Maka ekspresikanlah melalui beberapa Puisi pendek kangen ibu di bawah ini :

12. Mengapa ?

Mengapa harus ada kepergian,
Ditengah-tengah nikmatnya kebahagiaan?
Kenapa harus ada tangis,
Diantara hari-hari yang manis?

Nyatanya, terkadang takdir begitu pahit,
Namun ketetapan tetaplah ketetapan,
Ibu pergi dengan senyum sumringah,
Selanat jalan, ibu, selamat berpisah.

Baca Juga : Puisi Untuk Ibu Terlengkap


13. Begitulah Hidup

Begitulah hidup, semua telah direncanakan,
Yang harus dilakukan hanya menerima,
Bukan menggerutu dan mengeluhkan,
Karena tiap musibah ialah pembuka jalan.

Ibu, kepergianmu adalah ketetapan,
Aku terima dengan hati yang lapang,
Selamat berpisah dan selamat jalan,
Semoga kita bersama-sama di Surga Tuhan.


14. Kerinduan

Semenjak kepergianmu,
Ada rasa yang terus berkecamuk adu,
Sebuah rasa yang bermama Rindu,
Untukmu seorang wahai Ibu.

Setelah perpisahan itu,
Hari-hari menjadi sedikit kelabu,
Namun do’a selalu tercurah padamu,
Semoga bertemu di ruang rindu.


15. Kusimpan…

Pasti kusimpan,
Semua pituah dan nasihatmu,
Semua ajaran dan tuntunanmu,
Meski kau tak lagi disisiku.

Pasti kujadikan,
Nasihatmu sebagai pedoman langkah,
Ajaranmu sebagai pertimbangan hidup,
Terima kasih atas semuanya, Ibu.


16. Selamat Jalan Ibu

Selamat jalan ibuku sayang,
Tenanglah di alam sana,
Sampai jumpa lagi ibuku tercinta,
Selalu kukirimkan harap dan Do’a.

Selamat berpisah, wanita terbaik,
Terima kasih atas segala waktu,
Segala jasa yang hadirkan rindu,
Segala ajaran dan perlakuanmu.

Selanjutnya : 12+ Puisi untuk Almarhum AYAH


Penutup

Demikianlah, ulasan kali ini mengenai kumpulan Puisi untuk almarhum Ibu yang telah tiada, semoga bisa memberi ketenangan dan dijadikan sebagai pengekapresian rasa rindu, puisi rindu ibu yang menyentuh dan penuh haru di atas. Terima kasih.

Puisi untuk Alharhum Ibu