10+ Puisi Sahabat Jadi Cinta : Menyentuh Bikin Baper

Posted on

Puisi Sahabat Jadi Cinta – Apakah kamu adalah orang yang pernah jatuh cinta kepada sahabat sendiri, namun merasa bimbang untuk mengungkapkan? Tenang, kali ini Senipedia akan mengajak kamu untuk mengekspresikannya, dalam bentuk Puisi Sahabat Jadi Cinta dalam artikel ini.

Bolehkah kita jatuh cinta pada sahabat sendiri? Tentu saja boleh, hal ini sejatinya lumrah, mengapa demikian? Cukup wajar bila dua orang yang bersahabat dan berlawanan jenis, salah satu / keduanya punya rasa ingin memiliki, ini biasanya akan timbul oleh banyaknya kesan dan kenangan yang tercipta.

Melalui Puisi Teman jadi Cinta di bawah ini, saya akan mengajak kamu masuk ke dalam dimensi khayal, ataupun pada kenyataan, yang menjadi gambaran bagaimana jadinya bila kamu menjadikan sahabat sendiri sebagai kekasih hati.

Kumpulan Puisi Sahabat Jadi Cinta

Dari dulu hingga kini, fenomena seorang sahabat berubah menjadi cinta adalah hal lumrah. Tidak jarang hal ini terjadi di sekitar kamu, baik itu sahabat sejak kecil, masa sekolah, punya profesi yang sama dan sebagainya. Yang menjadi kekhawatiran adalah, mayoritas fenomena ini akan berakhir buruk.

Bagaimana tidak? Jika kedua sahabat tersebut memutuskan hubungan asmara, tentu akan timbul rasa benci, dendam dan sakit hati. Sehingga, hubungan persahabatan yang dulu terjalin-pun akan hilang. Itulah mengapa, banyak orang yang lebih memilih untuk berpikir dua kali sebelum memutuskan hal ini.

Memang tidak semuanya akan berakhir buruk, karena ada juga diluar sana yang kembali merajut persahabatan, meski sebelumnya sempat korslet dalam perihal asmara, contohnya saya sendiri. Hehe.

Nah, tidak perlu berlama-lama lagi. Silakan simak bersama-sama rangkuman Puisi Sahabat Jadi Cinta di bawah ini. Semoga bisa mewakili perasaan dan kegundahan hati kamu, yang sekarang punya rasa spesial terhadap sahabat sendiri.

Rasa yang Berubah

Beberapa hari terakhir,
Aku menemukan rasa yang berbeda,
Dimana hati menjadi getir,
Bila sahabat jauh dimata.

Tidak seperti biasanya,
Bilapun berpisah cukup lama,
Tak ada yang berbeda,
Karena pasti bersua jua.

Namun kali ini,
Rasa yang ada benar-benar berubah,
Ada perasaan gundah dan gelisah,
Serta ketakutan yang tak tentu arah.

Ya, kau memanglah sahabatku,
Tentu berpisah darimu akan tumbuh rindu,
Hanya saja, yang terjadi kini begitu pilu,
Ketakutan, rasa khawatir bercampur menjadi satu.

Entah kenapa,
Aku takut bila hatimu tiba-tiba berlabuh,
Bukan padaku.
Dan benar saja,
Ternyata aku telah jatuh cinta padamu.

Salahkah aku,
Bila ada rasa yang berbeda,
Ada rasa yang kemudian berubah,
Dari sahabat menjadi cinta?
Semoga tidak.


Kegundahan Hati

Sebenarnya, aku risih dengan hal ini,
Aku benci mengakuinya,
Namun inilah yang sebenarnya terjadi,
Bahwa aku telah jatuh cinta.

Sahabat,
Tidak sebentar kita menjalin kerabat,
Tidak secuil kisah yang terbuat,
Aku dan kau begitu dekat.

Dan pada akhirnya,
Aku harus mengakuinya,
Bahwa aku memiliki rasa yang berbeda,
Tidak lagi hanya sekadar perasaan belaka.

Namun, semua menjadi kegundahan,
Hati yang lemah ini aku paksa menahan,
Bahkan telah menjadi beban,
Yang juga tidaklah ringan.

Aku ingin persahabatan kita berlanjut,
Namun aku juga berharap cinta terajut,
Dan disini, aku amat takut.

Sahabat maafkan aku,
Kau tetaplah sahabatku,
Sekaligus cinta dihatiku,
Semoga Tuhan menyatukan Kau dan Aku.


Bagaimana Jadinya?

Pada pagi, aku sapa sinar Surya,
Aku sampaikan satu tanya,
Bagaimana jadinya,
Bila aku mencintai sahabat lama?

Pada sore, akan kembali kutanya,
Pada mentari senja penutup hari,
Bagaimana kiranya,
Bila aku mencintai sahabat sejati?

Nyatanya,
Tak ada jawaban yang kuterima,
Mengapa semua membisu?
Salahkah bila rasa ini ada padaku?

Aku lelah berdusta,
Aku lelah membohongi rasa,
Aku letih merangkai cerita,
Aku ingin ini lebih dari sekadar teman lama.

Aku mencintainya,
Kupertaruhkan asa besar padanya,
Yang lama kusimpan di dada,
Akankah semua menjadi nyata?

Semoga saja.


Sahabat, Aku Cinta

Bagaimanapun aku berusaha menghindar,
Rasa yang ada telah begitu tegar,
Bagai memeluk bayang-bayang samar,
Bagai mawar pagi yang enggan mekar.

Sahabat, aku begitu bodoh,
Gila dan ceroboh,
Mungkinkan aku akan mencintaimu,
Sedang kau adalah sahabat Sejatiku?

Dulu, aku menanyakan itu pada diri sendiri,
Namun kini, rasa yang ada tak bisa kuingkari,
Nyatanya aku telah mencintaimu sepenuh hati,
Entahlah, apa yang selepasnya akan terjadi.

Sejujurnya, aku amat takut,
Aku tak ingin persahabatan kita terenggut,
Namun, cintaku padamu telah begitu akut,
Perasaan yang terpatri terus menuntut.

Sahabat, yakinkan aku,
Beri aku tawa tentang nasib kaku,
Aku mencintaimu sepenuh hati,
Namun kau juga sahabat sejati.


Semakin Hari

Semakin Hari,
Kita semakin jarang bertemu,
Rindu perlahan membengkak dihati,
Entah kemana hendak mengadu,

Semakin hari pula,
Lambat laun tumbuh rasa,
Rasa yang dikenal dengan Cinta,
Kepadamu, sahabat lama tak bersua.

Salahkah aku? Ha?
Akupun tak mengerti mengapa ini terjadi,
Aku jatuh cinta pada sahabat sendiri,
Semakin lama berlalunya hari,
Cinta kian tumbuh tanpa tepi.

Hari ini, terpatrilah rasa,
Tertanam dalam lubuk jiwa,
Ya, inilah Cinta,
Untukmu, sahabat yang setia.

Aku benar-benar merindukanmu,
Berharap bisa cepat bertemu,
Rindu yang ada kian menggebu,
Semoga saja, semua ini cepat berlalu.

Namun di sisi lain,
Bercampurlah rasa takut dan ingin,
Apakah persahabatan berakhir,
Atau Cinta yang termutakhir?

Entahlah..


Perjalanan Panjang Kita

Aku telah mengenalmu lama,
Kita telah banyak merangkai cerita,
Hari demi hari dilalui bersama,
Menjalani waktu dalam suka dan duka.

Ya, aku tahu dan kamupun begitu,
Antara kita berdua memang sudah menyatu,
Tak ada lagi perasaan curiga dan ragu,
Semua berjalan beriringan dengan waktu.

Namun, kita semua berubah,
Hidupku terasa semakin indah,
Hari yang pernah gelap menjadi cerah,
Nyatanya, kau adalah yang terindah.

Aku mulai merasa,
Bahwa segala Perjalanan Panjang Kita,
Aku menyatakan kau begitu istimewa,
Sehingga membuatku jadi jatuh cinta.

Ini semua bukan tanpa sebab,
Aku menemukanmu disetiap gelap,
Sebagai penerang jalan dan penuntun,
Bersama parasmu yang amat anggun.

Kau, sahabat terbaikku,
Yang kini menyentuh hatiku,
Mungkinkah kita bersama selamanya,
Merajut cinta dan kasih yang mesra?

Entahlah,
Aku ragu namun tetap berharap.


Puisi Sahabat Jadi Cinta : Bimbang

Aku bimbang atas apa yang terjadi,
Sangat ragu dengan yang tengah terjadi,
Entah ini keputusan hati nurani,
Atau mungkin karena raga ini sepi?

Cintaku terjatuh padanya,
Sosok wanita yang cantik jelita,
Siang dan malam terpikir parasnya,
Senyumnya hadir dalam mimpi dan nyata.

Namun di sisi lain, dia sahabat dekatku,
Sahabat yang terjalin sejak masa dahulu,
Sontak hadirkan bimbang dan ragu,
Namun hati berontak hendak bersatu.

Apa yang harus aku lakukan?
Aku tak ingin hilangnya keakraban,
Namun aku tak pula bisa mendustakan,
Tentang asa dan perasaan.

Semakin hari,
‌Kebimbangan kian mrnghantui,
Berusaha mencari celah sepi,
Agar bisa keluar dari sini.

Semoga hati senantiasa tegar,
Meski keraguan kian memagar,
Aku mencintaimu,
Namun kau sahabat karibku.


Ketika Sahabat Tersenyum

Jujur, aku malu mengakuinya,
Namun jiwa terus saja meronta,
Bahwa setiap senyum terpancar dari bibirnya,
Ada rasa yang amat menggelora.

Aku belum siap menyikapi,
Namun hati tak bisa mendustai,
Bahwa tiap kulihat senyumnya berseri,
Seakan memberi sepercik arti.

Inikah cinta, sahabat?
Ternyata begitu dahsyat,
Apakah aku kuat,
Dengan perkara yang hebat?

Sejak itu, aku mulai menyadari,
Bahwa senyummu telah terpatri,
Bukan lagi sebatas sahabat sejati,
Namun cinta yang tumbuh dan bersemi.

Tetaplah bersamaku, disampingku,
Persahabatan kita akan kekal selalu,
Meski engkau kan tetap sahabatku,
Dalam nyata maupun rindu.


Perihal Asmara

Setiap insan yang dilanda,
Akan bingung dengan perihal asmara,
Dia menghadang tanpa tara,
Meski pada sahabat setia.

Begitulah yang aku alami kini,
Dijatuh cintakan pada sahabat sendiri,
Sontak bingung dan bimbang menyelimuti,
Disetiap jalannya hari-hari.

Perihal asmara,
Dinikmati anak-anak muda,
Seperti aku, dia dan mereka,
Begitu pula diantara kita berdua.

Sayangnya, ada rasa yang berbeda,
Entah mengapa harus padamu aku cinta,
Sedang kau adalah sahabat setia,
Dalam suka maupun duka.

Bagaimana jadinya,
Bila tetap kutaruhkan asa,
Pada seorang manusia,
Yang setiap hari menemani masa?

Oh, membingungkan,
Perihal asmara hadirkan bimbang,
Cinta pun kini datang,
Meski tak pernah aku mengundang.


Dilema Persahabatan

Selepas semua rasa yang berubah,
Aku merasa amat sangat kalah,
Lelah, hati diselimuti gundah,
Kenapa? Nyatanya aku lelah.

Bagaimana tidak?
Hati kian berontak,
Ada satu rasa yang mulai bersorak,
Menabur asa sembari kemaskan jejak.

Ada dilema yang tengah terjadi,
Antara kekasih atau sahabat sejati,
Aku jatuh cinta pada satu hati,
Yang tidak lain dialah teman senadi.

Apa yang harus aku lakukan,
Aku amat merasa bimbang,
Kala cinta yang besar datang perlahan,
Namun tak siap aku berperang.

Sahabat, maafkan aku,
Aku mencintaimu,
Namun bagaimanapun itu,
Engkau tetaplah teman baikku.


Biar Takdir Berkehendak

Selepas kecamuk yang tak bertuan,
Kuserahkan semuanya pada Tuhan,
Lelah sudah hatiku menahan,
Namun tak sampai pada ujung jalan.

Kubiarkan Tuhan berkehendak,
Menunggu jawaban iya atau tidak,
Yang pasti, meski hati teru berontak,
Takkan sekali-kali ku mengelak.

Menunggu dan terus menunggu,
Jawaban terbaik dari Tuhanku,
Apapun nantinya yang datang,
Kuhadapi dan baik kuhadang.

Biar Tuhan berkehendak,
Biar nurani kian terserak,
Bagai karang dihempas ombak,
Bagai tanah dimakan lahar gejolak.


Penutup

Seorang sahabat pastinya merupakan orang yang setia bersama kita, senantiasa menemani dan dengan sudi memberi saran maupun kritik, atas apa yang terjadi dan yang kita lakukan dalam hidup. Untuk itulah, memiliki seorang sahabat adalah termasuk kebutuhan semua orang.

Ekspresikan Rasa Rindu pada Teman melalui 20+ Puisi Kehilangan Sahabat berikut ini.

Dengan adanya artikel mengenai kumpulan Puisi sahabat jadi cinta di atas, semoga bisa menjadi referensi buat kamu, dalam mengutarakan dan mengekspresikan perasaan yang sedang dialami, saat kamu jatuh cinta kepada sahabat. Terima kasih dan semoga bermanfaat. (Ref)