10+ Puisi Kenangan dengan Mantan : Singkat, Sedih, Haru

Posted on

Kumpulan Puisi Romantis untuk Mantan

Kali ini, Admin Senipedia akan kembali membagikan beberapa puisi cinta romantis untuk kekasih lama, yang saya persembahkan buat kalian para remaja yang tengah dilanda asmara. Tapi tunggu dulu, di artikel ini saya khususkan mengenai Puisi kenangan dengan mantan kekasih saja.

Puisi tema remaja kali ini, memang sedikit berat sih sebenarnya, apalagi berhubungan dengan sang mantan, ditambah lagi bila kamu baru saja putus dengan sang kekasih, bisa-bisa karena puisi tema putus cinta ini malah bikin kamu gagal move on, hehe, semoga tidak ya.

Sejatinya, bagi sebagian orang, puisi menjadi media alternatif untuk menceritakan dan memberi kenyamanan sesaat, bagi suatu peristiwa yang dialami seseorang di saat bersamaan atau sesudahnya.

Itu karena Puisi dengan tema tertentu mampu mengekspresikan perasaan seseorang, baik itu berupa kebahagiaan, kekecewaan, rasa sayang, motivasi, semangat, perjalanan hidup dan sebagainya.

Selain itu, Puisi untuk Mantan Kekasih yang Masih dicintai ini tentunya akan membangkitkan kembali, semua kenangan dan kesan bersama orang yang pernah di hati, namun saat ini telah pergi ke lain hati. Sehingga, akibatnya kamu bisa saja sedih, merenung bahkan menitikkan air mata.

Itulah mengapa, orang yang menbawakan sebuah puisi, akan mengikut-sertakan emosionalnya ke dalam pembawaan dan menjiwai kata demi kata dalam bait puisi tersebut.

Oke, tidak perlu berlama-lama lagi. Silakan simak di bawah ini mengenai beberapa Puisi kenangan dengan Mantan Kekasih spesial buat kamu. Semoga bisa menghibur, menyentuh dan memberi kesan tersendiri.

Puisi Untuk Mantan Kekasih Yang Masih Dicintai : SENYUM, LUPAKAN, SADARI…

Senyumlah, Pulihkanlah.
Kehendak Hatimu tak lagi terikat,
akan angan yang dulu sempat membelenggu erat,

Lupakanlah.
Bahwa rasa yang pernah ada,
tiada lagi bergelut di malam kelam-mu.
Terbisu mendadak,
atas Realita terpantas yang tanpa semu.

Sadarilah.
Bahwa akan selalu ada sepercik sebab,
disetiap gemam “Selamat Tinggal” terucap.

Kemudian Yakinlah.
Seusai Mentari berlalu,
akan tiba Mentari baru yang menghangatkanmu seusai Fajar,
melebihi yang telah pergi itu.

======

Puisi Singkat Untuk Mantan : SUATU HARI

Suatu hari,
akan ada masanya aku,
menikmati Senja bersamamu,
di permukaan Rumput Hijau itu.

Dimana Angin Sore dengan Genit,
mengelus Kelopak matamu,
sembari tuturkan asa,
yang lama terbelenggu.

Kamu dan aku ditemani sebuah Gitar rapuh,
dan Secangkir Coklat Hangat,
yang terjepit di Jari Telunjukmu.

Ya. Itulah Hasrat,
Yang menjadi dusta terhebat,
Semua hilang semenjak Mentari Terbenam,
Meninggalkan pekat kelam nan mencekap,
Atas kepergianmu di pangkal malam.

=======

Puisi Kenangan Masa Lalu : APA ?

Apa yang membuatmu menemukan Obat Paling Mujarab,
pada Sakit-Jerihnya hari ?
Tanyakan saja kejamnya Senja,
yang menggelapkan kalbu.

Adakah yang lebih dari Gurauanmu,
sehingga timbulkan sebab saat yang tersayang,
terbahak girang ??
Tanyakan saja Senyummu,
ketika Khianat perlahan menjamu.

Akankah kamu paham,
apa yang ada dibalik sebuah PERPISAHAN?,
Tanyakan saja pada Kelopak Matamu,
jika memang ia enggan untuk Berlinang Haru.

======

Puisi Kenangan Sedih : KETEGUHAN HATI YANG TERSAKITI

Karang-karang itu ternyata senantiasa bertahan,
cabikan dan sayatan ombak,
dibendung dengan busung dada.

Rerumputan halus dan Lumut yang singgah,
seakan menjadi kawan se-cengkrama-an,
dibawah barisan Bintang yang mengintip,
dan Mentari yang menganga.

Untuk Ombak yang tiada lelap,
seberapa jemu-kah kamu ?
Sepantas apa selalu menghajar ?
Ataukah menyalahkan Angin yang mengomandoimu ?
atau memang sudah Kodratmu ?

Namun ternyata Karang-karang itu,
(tetap) tegar bak Kaktus ditengah Badai Pasir,
Tetap sabar,
bak Bulan menunggu Rotasi Mentari membagi pantulannya.

======

Puisi Sedih untuk Mantan Pacar : KEHANCURAN HARAPAN

Aku mengenalmu semenjak peristiwa itu,
Diwajahmu seakan timbul cahaya baru,
Menghadirkan harapan indah untuk kurangkai bersamamu,
Melalui hiruk-piruk hidup yang kaku.

Hari demi hari kian berlalu,
Semua tak berubah seperti awal dulu,
Kugantungkan harapan besarku kepadamu,
Kupanjatkan Do’a Suci ditengah malam kelabu.

Mentari pagi dan senja terbenam,
Tak terlewat tanpa tanganmu tergenggam,
Kukecup keningmu diam-diam,
Seraya tanamkan cinta yang semakin mendalam.

Namun semua sirna, saat malam tiba,
Paras yang selalu kuagung-agungkan berdusta,
Menusuk relung hasrat sembari leburkan asa,
Menghapus semua kisah dan cerita.

Nyatanya, kekalahanku sungguh nyata,
Nyatanya, aku (masih) bukan siapa-siapa,
Burung Elang merampas semua,
Dari tangan Puyuh yang tak berdaya.

Sakit, sedih dan kecewa,
Hari-hari tak lagi sama,
Kucoba melupakan semua harapan yang ada,
Kucoba menghapus semua kenangan yang tercipta.

Oh kasih, betapa kejamnya dirimu,
Sungguh jahat perbuatanmu,
Sangat sakit luka yang kau berikan,
Menghancurkan seluruh rangkaian harapan.
Terima kasih kekasih.

=======

Puisi Sedih untuk Mantan : AKU MEMBUTUHKANMU

Dulu, semua begitu indah,
Kita selalu berbagi masalah,
Menghadapi segala yang tidak mudah,
Tanpa ada kata menyerah.

Dulu, cinta bersemi diantara kita,
Saling bertitip harapan dan asa,
Hari-hari yang penuh pesona,
Hingga tak satupun yang terlupa.

Dulu, aku bukan siapa-siapa,
Hingga kau temukan aku di ruang hampa,
Kekosongan hati ini kau taburi bunga,
Aku bagimu adalah dunia.

Namun itu dulu,
Sebelum takdir berseru pilu,
Memisahkan dua hati yang lama bersatu,
Tak ada yang tersisa selain rasa pilu.

Senja di ufuk barat kian berpamitan,
Burung pulang ke sarang sembari berkicauan,
Aku duduk disini, mengemaskan semua kenangan,
Masih sama dan masih berharap kau datang,
Hingga malam tiba, semua hanya khayalan.

Nyatanya, Aku membutuhkanmu,
Aku mengharapkanmu,
Aku selalu menunggu kedatanganmu,
Hingga pagi tiba, tetaplah kebodohan yang ada disampingku.

Sekali lagi, aku membutuhkanmu,
Menemaniku melewati kerasnya hidup seperti dulu,
Sekarang semuanya menjadi sembilu,
Kucoba memulai hidup yang baru.

Selamat tinggal, kasih,
Aku akan selalu mencintaimu.

=======

Puisi Mengenang Mantan : AKU INGAT..

Apakah kamu masih ingat ?
Kala itu,
Angin senja mengelus rambut indahmu,
Percikan cahaya jingga menabrak wajahmu,
Aku ingat.

Apakah kamu lupa ?
Percakapan terakhir kita di atas bukit itu,
Ketika aku mencurahkan seluruh harapanku,
Kamu membalasnya dengan berkacanya matamu,
Aku tidak lupa.

Apa kamu terkenang,
Gitar ini memainkan lagu kesukaanmu,
Kamu bersandar ke bahuku,
Syair-syair indah kututurkan kepadamu,
Aku terkenang.

Namun nyatanya,
Kamu tak ingat, kamu lupa, kamu tidak mengenangnya,
Setega itukah kamu menghapus semuanya ?
Sekeras itukah hatimu menerimanya ?
Seego itulah perasaanmu mencampakkannya ?
Ya. Memang benar adanya.

=======

Puisi Sedih tentang Cinta : KAU DAN DO’A

Semenjak kepergianmu,
Aku menyibukkan diri dengan rutinitas baru,
Berusaha semampuku untuk melupakanmu,
Namun nyatanya, tidaklah semudah itu.

Kenangan diantara kita sangat mahal,
Tak semudah itu untuk disangkal,
Kau tau, sedari dulu cintaku tak pernah dangkal,
Aku mengagumimu dari ujung ke pangkal.

Namun ternyata, semua itu tak kau anggap ada,
Aku berpikir selama ini dihatimu ada cinta,
Cinta yang akan membuatku berkawan bahagia,
Nyatanya semua hanya menyisakan luka.

Meski kepergianmu menancapkan duri kepedihan,
Tetap saja, kenangan diantara kita tak mudah dilupakan,
Hanya Do’a dan air mata dengan tadahan tangan,
Yang kupanjatkan padamu di sepertiga malam,
Semoga bahagia selalu kau genggam,
Hingga tiba masanya kau pulang.

=======

Puisi Masih Menyayangi Mantan : Jangan Lupakan Aku

Semua berawal dari ketidaksengajaan,
Kau dan aku saking bertatapan,
Pertigaan jalan itu menjadi saksi bisu,
Pertemuan dua insan yang menimbulkan rindu.

Rasa cinta dan butuh perlahan tumbuh,
Hati menuntun menuju ke arah dirimu,
Disini kutemukan apa yang kutunggu,
Bahwa memang kaulah pujaan hatiku.

Tapi, Benar kata pujangga,
Tanpa ada angin dan hujan,
Bisa karam jua di lautan tenang,
Takdir antara kau dan aku tidaklah kesampaian.

Meskipun saat ini kau tak lagi bersamaku,
Akupun telah bersama yang baru,
Jangan pernah lupakan aku,
Kita akan bertemu di lain waktu,

Dengan status baru, perkenalan baru,
Anggap semuanya telah berlalu,
Jaga dirimu baik-baik, aku menyayangimu,
Meski sebagai sahabat baikku.

=======

Puisi untuk Mantan Pacar : Sekejap Saja

Satu Tahun lamanya menjalin asmara,
Lewati suka dan duka bersama,
Siang dan malam berbagi cerita,
Begitu terasa indahnya cinta.

Jujur ku akui, kaulah sang pelengkap,
Seorang manusia yang selalu ingin kudekap,
Setiap detik takkan kau biarkan senyap,
Di sudut jingga hingga malam pekat yang senyap.

Kau adalah pelengkap segala kekuranganku,
Kau diciptakan untuk selalu bersamaku,
Kita dipertemukan untuk saling melengkapi waktu,
Tapi, ternyata itu semua hanya angan-anganku.

Sekarang, perpisahan terjadi diantara kita,
Takdir memang kejam, namun inilah KuasaNya,
Mau tak mau, suka dan tak suka,
Yang tersisa selepasnya hanyalah duka dan luka.

Tak pernah kusangka akan berakhir seperti ini,
Kisah diantara kita masih di waktu pagi,
Semua berlalu bagai mimpi,
Sekejab saja, bidadari enyah dari sanubari.

=======

Puisi Kenangan dengan Mantan : MENANTANG MATAHARI

Teringat seuntai cerita legenda,
Kisah cinta si Siti Nurbaya,
Dia dipaksa menepis asa,
Mengubur dalam sebuah harapan cinta.

Kau dan aku layaknya mereka,
Terpisah oleh paksaan dan pengorbanan rasa,
Jangan kau menantang matahari,
Silaunya pasti kan menyakiti.

Pergilah, kasih, jangan pedulikan aku,
Kebahagiaan mereka adalah kewajiban bagimu,
Biarkan aku sendiri menepikan semua asaku,
Semoga kau berbahagia, sampai tua menjemputmu.

••••••••••

Penutup

Sebelum tulisan ini berakhir, tidak lupa saya ingatkan lagi bahwa, semua Puisi sedih tentang mantan di atas adalah karya atau Ciptaan saya sendiri. Bila kamu hendak menggunakannya pada media lain, mohon sertakan sumber berupa URL artikel ini. Terima kasih.

Baca juga : Puisi Cinta dalam Diam

Nah, demikianlah Ulasan kali ini mengenai Puisi kenangan dengan mantan , spesial untuk kamu yang baru saja putus atau masih sayang dengan orang yang sudah tidak lagi bersama dengan kamu. (Ref)