Pernahkah kamu berada di titik rendah?

Posted on

Hai.

Saya Cuma ingin menceritakan pengalaman pribadi saya semoga kalian mendapat pelajaran dari kisah saya.

Setelah Lulus kuliah

Saya adalah lulusan dari Universitas yang ada di Lampung, menjadi lulusan sarjana komputer membuat beban tersendiri. Karena tidak semua sarjana komputer bisa bongkar-bongkar komputer, kenapa orang selalu berfikiran seperti itu. Sarjana komputer juga ada bagiannya tersendiri-sendiri mungkin jurusannya sistem informasi ataupun Teknik informatika. Saya tidak akan membahas lengkap mengenai itu. Saya seorang perempuan.

Yang akan saya bahas adalah setelah lulus bekerja. Jangan pernah beranggapan bahwa kalian lulus kuliah akan kerja di perusahaan bagus, dengan gaji yang banyak. Jika kalian berfikir seperti itu bisa di pastikan kalian akan stress. Belum lagi kalian bertemu dengan Bos yang tidak super gila. Dan saya termasuk orang yang mendapatkan bos Gila, saya trauma hingga sekarang.

Saya baru menyadari bahwa saya tipe orang yang traumatic sekali. Setelah lulus saya hanya bekerja 4 bulan karena saya resign. Setelah itu saya tidak bekerja kembali hingga sakarang. Sampai sekarang sekitar 10 bulan saya tidak bekerja di kantor ataupun menjadi karyawan.

Saya akan menceritakan 7 bulan dalam keterpurukan di kamar kosan 3 x 3 m

Setelah resign dari pekerjaan, saya putuskan untuk kerja di kosan sebagai penulis dan desih android tetapi hanya kadang-kadang saja saya kerja. Selebihnya saya hanya bermain Hp, Laptop dan tidur. Saya trauma untuk melamar kerja yang baru. Yang saya takutkan adalah jika mendapat bos seperti mantan bos saya dulu. Saya tidak akan menceritakan bagaimana saya kerja dulu.

Di dalam kosan 3 x 3 m saya hidup sendiri bisa di katakana begitu. Saya tidak kenal dengan kanan kiri kamar. Selama 7 bulan bener-bener hidup sendiri, jika saya pikirkan mungkin saya saat itu sedang tidak waras agak sedikit gila. Kehidupan sehari-hari sangat mempribatinkan, bukan karena tidak punya uang sebagian besar di sebabkan diri sendiri yang kurang merespon badan.

Saya benar-benar stress saat itu bahkan saya tidak tahu ingin bercerita kepada siapa. Saya bukan termasuk orang yang bisa menceritakan kepada siapapun bahkan kepada orang tua saya. Saya akan menunjukkan bahwa saya Fine, I’m Ok, Sudahlan itu lah kata yang banyak keluar dalam mulutku.

Hidup sendiri di dalam kamar dalam kurun 7 bulan itu bener-bener sakit loh, aku juga tidak tau kenapa saya bertahan selama itu, setiap saya ingin putuskan untuk pulang kampung selalu tidak jadi atau pasti ada alasan yang membuat ku tidak keluar dari zona gila.

Ada satu kisah yang sangat tragis menurut saya, saya punya mag yang lumayan akud selama itu saya makan telat dan tidak teratus kemudian saya putuskan untuk membeli obat di apotik tetapi saya terus-terusan beli 3 hari sekali. Karna saya minum obat mag berbentuk sirup seperti milanta tapi bukan saya lupa nama obatnya tidak pakai takaran. Jadi saya langsung saja telan tanpa baca petunjuk ataupun takaran.

Saya bisa tidak keluar kamar 24 jam karena kamar mandi di dalam. Yang saya lihat setiap hari adalah tembok dan beberapa hiasan di dalam kamar kosan ku. Yang saya pikirkan berkali-kali adalah kapan saya bisa keluar dari sana dan memulai hidup baru. Menyudahi semua yang membuat ku tidak nyaman, benar benar tidak yaman.

Aku Putuskan untuk Pulang

Setelah saya sadar bahwa jika di lanjutkan akan terjadi sesuatu pada kesehatan saya, saya putuskan untuk pulang dan bekerja di rumah saja. Saya terus terusan berfikir kenapa saya tidak secepat mungkin keluar dari tempat gila tersebut. Jika saya ingat waktu itu saya sempat tidak percaya semenderitanya saat itu, saya tidak berani membayangkannya kembali.

Saya bersyukur ibu bapak terlihat sangat senang sekali ketika saya pulang. Saat itu saya putuskan untuk tinggal dirumah dan menyudahi drama yang berkepanjangan.

Apakah di rumah lupa akan traumatic ?

Tentu saja jawabannya tidak, saya masih sama namun bedanya saya lebih tenang sedikit karena dirumah. Ingin rasanya menikah saja namun itu tidak mungkin. Banyak angan yang belum saya gapai. Bagaimana jika aku menikah begitu saja, saya rasa itu akan membebani sekali. Aku tidak akan lakukan itu.

Saya menyesal terlalu tinggi berharap. Harapan saya terlalu besar hingga saya tidak bisa penuhi dan berujung stress sendiri. Jika kalian tau bagaimana hidup dengan baik dan tenang maka beritahu lan saya. Apakah saya kurang bersyukur? Saya bersyukur dengan semuanya. Namun saya juga manusia, belajar bersyukur menerima keadaan itu benar-benar susah loh. Dan aku beum bisa hingga sekarang, Ok saya akan terus mencobanya.

Pesan saya untuk kalian yang sedang berada di titik rendah, “jika kalian tidak nyaman maka pergilah”