Pengertian SSH Server – Pelajarindo.com

Posted on

Pengertian Ssh Server

Pengertian SSH server adalah secure shell atau bisa juga di sebut FTP (File Transfer Protocol). Pengertian SSH server adalah sebuah protocol jaringan yang memanfaatkan kriptografi untuk komunikasi antar jaringan secara nyaman. Dalam penggunaan pengertian SSH server perlu di perlukan server maupun peangkat computer dan clien untuk pertukaran data. Computer dan clien harus sama-sama memiliki SSH server.

Jaringan biasanya menggunakan operasi linux dalam pengaksesan akun shell. SSH server di rancang untuk pengganti Telnet dan Shell remot yang sudah tidak aman lagi. Dalam pengiriman kata sandi dan data-data penting sangat beresiko tinggi akan bocor. Sehingga di butuhkan perlu di ciptakan akses baru yang benar-benar aman. Enkripsi yang di sediakan oleh pengertian SSH server menyediakan keamanan dan kerahasiaan data melalui jaringan internet.

Pengertian SSH Server

Fungsi SSH

Ada beberapa fungsi SSH, salah satunya adalah menggantikan telnet, ftp, rlogin yang sebagian besar berfungsi menjamin keamanan data dalam transaksi data. Fungsi SSH juga di manfaatkan sebagai besar network admin di negara-negara besar. Kenapa demikian? Karena network admin dapat mengontrol web dan jenis jaringan lainnya seperti WAN. Fungsi SSH sebagi pengganti protocol sebelumnya yang di angga kurang aman. Seperti yang di sebutkan di atas.

Dari fungsi SSH di atas ada juga fungsi SSH dari segi yang lain:

1) Protocol untuk pertukaran data dalam satu jaringan.

2) melakukan enkripsi terhadap data yang di kirim.

3) Sangat memastikan kerahasiaan data, sehingga hanya pengirim dan penerima yang mengetahuinya.

4) Otentifikasi memastikan pengirim dan penerima benar alamat yang dituju.

Cara Kerja SSH

Cara kerja SSH dapat di pahami di bawah ini. Cara kerja SSH sangat simple tetapi banyak yang harus di amankan sehingga terkesan ribet. Berikut ini adalah cara kerja SSH langkah-langkah koneksi SSH:

1) Client bind pada local port nomor besar dan melakukan koneksi ke port 22 pada server.

2) Client dan server setuju untuk menggunakan sesi SSH tertentu. Hal ini penting karena SSH v.1 dan v.2 tidak kompatibel.

3) Client meminta public key dan host key milik server.

4) Client dan server menyetujui algoritma enkripsi yang akan dipakai (misalnya TripleDES atau IDEA).

5) Client membentuk suatu session key yang didapat dari client dan mengenkripsinya menggunakan public key milik server.

6) Server men-decrypt session ky yang didapat dari client, meng-re-encrypt-nya dengan public key milik client, dan mengirimkannya kembali ke client untuk verifikasi.

7) Pemakai mengotentikasi dirinya ke server di dalam aliran data terenkripsi dalam session key tersebut. Sampai disini koneksi telah terbentuk, dan client dapat selanjutnya bekerja secara interaktif pada server atau mentransfer file ke atau dari server. Langkah ketujuh diatas dapat dilaksanakan dengan berbagai cara (username/password, kerberos, RSA dan lain-lain).

Terima kasih, semoga anda mendapatkan apa yang anda cari di artikel ini. Sebagai timbal balik bagi kami cukup klik salah satu iklan pada halaman ini. 1 klik anda sangat berharga bagi kami.