10+ Cerita Pendek Tentang Persahabatan : Terbaik, Lucu, Sedih, Islami

Posted on

Cerita Pendek Tentang Persahabatan – Selamat datang kembali di web sederhana Senipedia. Pada kesempatan kali ini, saya akan coba membagikan beberapa cerpen pendek, yang dirangkum untuk pembaca semua, yakni tentang Contoh Cerita Pendek Tentang Persahabatan.

Namun sebelum lanjut ke poin inti mengenai Contoh Cerpen sahabat terbaik, ada baiknya kamu tehaui dahulu apa itu cerpen dan beserta ciri-cirinya. Karena jika kamu ingin menulis cerpen sendiri, maka ada ketentuan dan syarat yang harus diketahui serta dipenuhi.

Pengertian Cerpen secara umum adalah penggalan cerita yang memiliki dasar dan tujuan, disusun dengan kalimat bebas, yang pembahasannya langsung pada tujuan, tidak panjang layaknya Novel / cerpan. (Wikipedia).

Cerpen berasal dari teks Anekdot, yakni sebuah situasi yang dideskripsikan secara cepat menuju tujuan tulisan. Isi sebuah cerpen pendek umumnya hanya berkisar beberapa paragraf saja, tergantung si pembuat. Tema cerita yang dibuat juga bebas dan berbagai jenis.

FYI, kumpulan Cerita Pendek Tentang Persahabatan di bawah ini saya tulis berdasarkan pemikiran sendiri, karena kebetulan saya juga suka membaca cerpen tentang sahabat sejak kecil dulu.

Contoh Cerita Pendek Tentang Persahabatan

Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, kita sejatinya telah disuguhkan materi mengenai cerpen, tepatnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bukan hanya soal teori semata, namun juga mempraktekkan sesuai teknis penulisan beserta alurnya.

Bahkan bisa dibilang, setiap individu yang pernah mengenyam dunia pendidikan, pasti parnah membuat Cerita Pendek Tentang Persahabatan baik karangan pribadi, baik bertema sekolah, persahabatan, cinta, lingkungan dan lainnya, misalnya adalah Contoh Cerita Pendek Tentang Persahabatan anak SD.

Nah, jika kamu sedang mencari berbagai contoh cerpen persahabatan, di artikel ini telah saya rangkum beberapa contoh, dari tema dan latar belakang berbeda, kamu bisa memilih mana yang cocok dan sesuai dengan apa yang kamu butuhkan. Check this out….

Cerpen Sahabat Terbaik

Judul Cerpen : Perjalanan Menuju Sekolah

Cerpen sahabat terbaik

Pagi itu, cuaca amat cerah, Sinar Surya menampar jendela kaca kamarku, cahayanya menepis pelupuk mata hingga memaksaku untuk membukanya. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 06.00.

Perlahan berdiri menuju kamar mandi, kulihat ibu sedang menyiapkan perbekalan yang akan aku bawa ke sekolah.

Selesai mandi dan mempersiapkan diri, tidak lupa berpamitan dengan ibu, bapak dan adik, sembari meminta do’a agar diberi keselamatan serta kelancaran hingga kembali ke rumah. Terakhir kuucapkan salam setelah mencium kedua tangan mereka.

Aku menuju rumah Tika, seorang teman baikku yang telah berbagi sejuta kisah denganku sejak kecil. Jarak antara rumahku dan rumahnya hanya puluhan meter, kulihat dia telah siap dan kamipun berangkat bersama dengan berjalan kaki.

Sedangkan jarak rumahku dengan sekolah hanya sekitar 200 meter, namun karena beberapa hari terakhir turun hujan yang amat deras, jalanan dan trotoar dipenuhi genangan air dan becek, sehingga perjalanan sedikit terhambat karena harus berhati-hati.

Benar saja. Di tengah perjalanan, mobil angkutan umum melintas dan berpaspasan dengan kami. Tiba-tiba mobil tersebut melindas genangan air yang letaknya antara kami dan mobil. Posisiku yang mengarah ke jalan akhirnya menjadi korban lindasan air dan membasahi seragamku sebelah kanan.

Sontak aku dan Tika kaget, kulihat jam menunjukkan pukul 06.45, artinya tidak lama lagi bel masuk kelas akan berbunyi, sehingga tidak memungkinkan kembali ke rumah untuk mengganti seragam. Aku sedih, begitu juga dengan Tika saat melihatku.

Namun, tiba-tiba saja, Tika mengeluarkan selembar kain dari dalam tasnya, dan memberikannya kepadaku.

“Nih, kamu pakai kain ini aja buat lap-in baju kamu, gapapa kok, pakai aja, biar baju kamu kering dan bersih lagi” ujar Tika dengan senyumnya.

Akhirnya kain tersebut aku pakai, hingga bersihlah seragamku, namun kain yang diberikan tika menjadi kotor. Aku merasa sangat bersalah dan benar-benar memberatkan dia.

Karena kain bersih tersebut akan digunakan untuk menutupi mulutnya karena ternyata dia juga dalam keadaan batuk dan flu.

“Makasih banyak ya ka, kamu memang teman terbaik yang pernah aku kenal, aku gak bakal ngelupain semua kebaikanmu. Semoga kita tetap bersahabat sampai kapanpun” ujarku sambil menatapnya.

“Udahlah Rin, kamu sahabat baikku sejak kecil, kita telah melalui semuanya bersamaan, enggak mungkin dong aku biarin kamu ke sekolah dengan pakaian kotor seperti tadi. Yuk, berangkat lagi” ujarnya sambil tersenyum.

Setelah selesai mengobrol, aku dan Tika melanjutkan perjalanan dengan lebih hati-hati lagi.

*** *** ***

Cerpen tentang Persahabatan di Sekolah

Judul Cerpen : Kejutan Ulang Tahunku

Namaku Indri, saat ini aku duduk di bangku kelas 8 (2 SMP), di salah satu sekolah menengah pertama negeri di Jakarta Selatan. Di cerpen ini, aku akan bercerita mengenai kisah pribadiku saat ulang tahun yang ke-13.

Satu Minggu sudah, teman-teman sekelas yang selama ini sangat akrab denganku, menjauhiku tanpa alasan apapun. Satu-persatu bersikap cuek, acuh, tidak peduli, bodo amat, bahkan ada yang terkesan membenciku.

Benar-benar hal yang tak pernah aku duga sebelumnya, juga tak pernah aku inginkan. Mereka semua teman baikku, bahkan beberapa diantaranya teman dari kecil. Namun kini, tak satupun dari mereka yang ingin mendekatiku untuk sekadar mengobrol sekalipun.

Tentu saja, kenyataan ini amat sangat menyakitkan, menghujam batin dengan keras, menusuk hati bak belati cadas. Jujur, aku benci keadaan ini sembari bertanya kepada diri sendiri,

“Apa yang sebenarnya terjadi?” Gumamku.

Memasuki hari ke 8 sejak mereka semua menjauh. Jiwa kian frustasi dan galau, berangkat ke sekolah biasanya berbarengan, kini seorang diri. Begitu juga saat di sekolah, yang biasanya berbondong-bondong pergi ke kantin, kini terasa bak sebatang kara.

Siang itu, ketika istirahat sebelum memasuki jam pelajaran terakhir, aku melihat kantin yang biasa dipenuhi teman sekelas tiba-tiba kosong. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke dalam kelas sembari menunggu bel masuk berbunyi.

Namun rasa heran bertambah besar, karena di dalam kelas ternyata juga tidak ada orang. Aku memilih duduk di kursiku sembari kembali bermenung jauh, bersedih bahkan menangis tanpa suara.

“Kenapa nasibku begini, Tuhan? Apa salahku?” Ucapku dalam hati.

Tidak lama setelah itu, bel masuk berbunyi, namun sudah 5 menit masih belum ada satupun yang memasuki kelas. Tiba-tiba saja…

“Duarrrrrrr….”

Suara balon meletus diiringi hentakan-gempuran telapak kaki, dan sorakan bersambut-sambut dari balik pintu menuju kelas.

“Happy Birthday Indri,,
Happy Birthday Indri,,
Happy Birthday, Happy Birthday,
Happy Birthday Indriiii…”

Aku hanya terdiam, rasa bercampur aduk muncul, senang, gembira, heran, kaget, sedih bercampur menjadi satu. Tak ada kata yang terucap dan tak bisa berbicara sepatah katapun.

Kemudian Vera, teman dekatku sejak kecil berkata :

“Selamat ulang tahun yang ke-13 Indri sahabatku. Maafkan aku dan kami semua telah membuatmu hancur seminggu terakhir ini. Ini semua adalah bagian dari rencana kami untuk memberi kejutan paling spesial di hari ulang tahunmu.”.

Semua tertawa terbahak-bahak, sedangkan mulutku masih terkunci sembari tersenyum simpul, dan akhirnya mereka semua aku peluk dengan erat. Kuucapkan terima kasih yang tulus diiringi air mata.

“Terima kasih sahabat-sahabatku tersayang, ternyata kalian tidak lupa dengan hari ulang tahunku. Dari keadaanku seminggu terakhir ini, aku benar-benar menyadari bahwa hidupku tak berguna tanpa adanya kalian semua”. Ucapku.

Setelah obrolan panjang, kue tar kami nikmati bersama sambil bercanda gurau penuh kebahagiaan. Dan ternyata, guru pengajar di jam tersebut memang tidak masuk dikarenakan ada urusan mendadak.

*** *** ***

Contoh Cerpen Persahabatan yang Indah

Judul Cerpen : Kejutan di Hari Lebaran

Contoh Cerpen Persahabatan yang Indah

Namaku Meri, asal Surabaya. Aku adalah mahasiswi semester 4 jurusan Manajemen Keuangan. Di masa SMA dulu, aku memiliki seorang teman baik yang setia berbagi suka dan duka selama 3 tahun di SMA tersebut, namanya Tia.

Sebenarnya, dia memang sahabatku sejak Sekolah Dasar, hanya saja ketika masuk tingkatan menengah, kami berpisah sementara sebab berbeda sekolah. Namun ketika SMA kami bersama kembali.

Tetapi, kebersamaan yang indah tak pula bertahan lama. Aku dan Tia kembali dipisahkan karena berbeda perguruan tinggi. Dia melanjutkan studi ke ibukota, sedangkan aku bertahan dan melanjutkannya di kampung halaman.

Singkat cerita, 2 tahun berlalu tanpa bertemu sekalipun. Meski selalu tersambung telepon dan media sosial, rasa rindu yang telah melimpah ruah takkan terbayar hanya lewat media maya saja, baik aku maupun dia.

Bulan Ramadhan 2019 telah sampai ke penghujung. Tia tetap melanjutkan kuliahnya karena waktu itu, bertepatan dengan KKN, sehingga tidak bisa pulang untuk menikmati bulan puasa dengan keluarganya di Surabaya.

“Mer, kayaknya Lebaran kali ini aku masih belum bisa pulang deh, bakal lebaran disini. Tugas numpuk dan KKN udah hampir sampe ke penghujung. Semoga kita bertemu di tahun depan / setelah KKN usai aku bakalan usahain pulkam”. Ucapnya.

“Yaudah Tia, gapapa. Selesaikan aja dulu tugasmu, nanti kita pasti bakal ketemu lagi kok.” Ucapku.

Tak banyak kata yang bisa terucap, karena bercampur rasa sedih dan kecewa, soalnya aku sangat berharap bisa bertemu dengannya Lebaran ini.

Setelah shalat Ied, aku dan Ayah mengunjungi rumah paman dan nenek, sedangkan ibu tinggal di rumah karena tetangga berkumpul di rumah. Tiba-tiba Handphoneku berdering.

“Assalamualaikum Bu..” Bukaku.

“Waalaikumsalam Mer..” sabut ibu.

“Mery, ayah mana? Masih lama di rumah nenek? Ini bibi Hayati mau ngasih sesuatu sama kamu, kayaknya THR deh…” Sambung ibu sambil sedikit tertawa.

Bibi Hayati adalah ibunya Tia, sahabatku itu.

“Wah, apa ya kira-kira? Baiklah bu, ini aku udah mau balik sama ayah, tunggu sebentar ya..” tuntasku.

Sesampainya di rumah, tetangga dan family masih berkumpul. Belum sempat duduk, ibu langsung menyuruhku dapur mengambil sisa kue lebaran. Aku masih penasaran hadiah apa yang akan diberikan bibi Hayati untukku.

Setelah duduk sejenak, ibu berkata..

“Mer, kamu tadi kelamaan baliknya, ibu udah narok hadiah dari bibi Hayati di kamarmu, coba liat dulu..” ucap ibu.

“Baik bu, sebentar ya..” gumamku.

Sesampainya di kamar, betapa kaget dan terkejutnya hati. Tak disangka dan terduga sedikitpun, aku melihat Tia dikamarku.

“Surpriseeeeeee…” Teriak Tia sambil tertawa terbahak.

Belum sempat menyambung kata, aku langsung memeluknya dengan erat. Hati senang bukan kepalang karena kesedihannya seketika hilang, sebab hal yang paling aku inginkan pada lebaran itu adalah kepulangan Tia dari Jakarta, dan akhirnya terwujud dengan kejutan super istimewa.

Aku mengobrol panjang lebar dengannya, bercerita pengalaman dan perjalanan kuliah masing-masing, ditambah lagi setelah 2 tahun tidak bertemu.

Kami semua berkumpul di rumah. Keluargaku, family, tetangga dan keluarganya Tia semuanya bercerita dan bercanda gurau dengan lepas.

*** *** ***

Cerpen Persahabatan Lucu

Judul Cerpen : Antara Senter dan Setan

Malam ini malam Minggu, dan di kampung kebetulan sedang musim durian. Dua sahabat Ridwan dan Feri berencana akan begadang malam ini di bawah rumpun durian. Kebetulan keluarga Feri memiliki 3 batang durian yang berbuah dan sedang masa panen.

“Rid, nanti malam kita begadang ya, durian di belakang rumahku lagi musim panen nih, udah lama gak makan durian bareng kamu lagi..” tawar Feri.

Oke Fer, nanti malam jam 22.00 aku OTW rumah kamu, sekalian siapin kopi yah, biar aku yang bawain cemilan..” jawab Ridwan.

“Siappp Rid..” tuntas Feri.

Hari sudah menunjukkan pukul 22.30, Feri dan Ridwan pun telah sampai di tepi kebun membawa perbekalan serta perlengkapan lain seperti anti nyamuk, korek, kain sarung, senter dan tikar.

Lokasi pohon durian dan posisi mereka berjarak sekitar 50 meter, rencana ini dikemukakan Ridwan untuk menghindari bahaya tertimpa buah durian. Tiba-tiba saja…

“Buhhh…”

Suara durian jatuh yang bunyinya agak jauh di ujung kebun.

Feri yang sedang tertidur tidak mendengar bunyi durian jatuh, akhirnya Ridwan memutuskan untuk mengeceknya sendiri. Namun sesampainya di bawah pokok durian, dia baru sadar ternyata lupa membawa senter.

“Fer… Fer… Senterrr….”

Mendengar teriakan Ridwan, Feri pun terbangun. Sayangnya, dia salah mendengar ucapan Ridwan.

“Apa Rid, ada setann..?” Tanya Feri sambil kaget dan takut setengah mati.

Sayangnya lagi, Ridwan juga salah mendengar Kata “setan” yang diucapkan Feri. Dia mengira Feri mengatakan “Senter”. Sontak saja Ridwan menyahut..

“Iya Fer, setann…” Sambung Ridwan.

Mendengar sahutan Ridwan, Feri pun berlari terbirit-birit dan tunggang langgang menuju pintu belakang rumah karena ketakutan, dan langsung berlari menuju kamar dengan geregetan.

Karena Feri yang tak kunjung datang setelah beberapa menit, Ridwan pun kembali ke posisi semula dan mendapati Feri yang sudah tidak ada di situ lagi. Ridwan melihat pintu belakang rumah yang terbuka dan menujunya.

“Fer, Fer…? Kamu dimana ? Eh Fer, ngapain masuk kamar kayak orang yang lagi sikharatul mau aja ??” Tanya Ridwan penuh keheranan.

“Rid, mana Rid? Mana setannya…?” Tanya Feri sembari menggigil.

“Ha, setann..? Setan apaan sih Fer..?” Ridwan berbalik bertanya.

“Loh, bukannya tadi kamu teriak setan ya..?” Sambung Feri.

“Astaghfirullah Ferrr.. Fer… Aku tu teriak Senter, bukan Setann…” Tuntas Ridwan.

Mereka berdua seketika terdiam beberapa saat, kemudian serentak tertawa terbahak karena peristiwa tersebut.

*** *** ***

Cerpen Persahabatan Singkat Masa Kecil

Judul : Video Kenangan Indah

Cerpen Persahabatan Singkat Masa Kecil

Aku, Tia, Dina, Reni dan Putri adalah 5 orang yang sudah bersahabat sejak kecil. Kami berlima telah banyak melewati masa-masa suka dan duka secara bersama. Di sisi lain, kami semua memang satu kampung dengan rumah yang berdekatan.

Sampai sekarang, persahabatan kami semua tetap terjaga dan terjalin dengan indah. Kini kami telah duduk di bangku sekolah kelas XI (12), di salah satu Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Bogor, meskipun berbeda kelas.

Hari Rabu, kami bersama-sama pulang sekolah berjalan kaki. Ketika tiba di suatu tempat yang sewaktu kecil menjadi lokasi tempat bermain sehari-hari, sontak aku kembali teringat masa-masa indah tersebut.

“Eh, temen-temen, kalian masih ingat gak, tempat ini sering jadi denah bermain kita sewaktu kecil..” Ucapku.

“Iya nih, setiap lewat di tempat ini, aku kadang merasa sedih, apalagi masa indah seperti dulu tidak akan terulang lagi..” sambung Putri.

Tiba-tiba saja, Reni memotong pembicaraan aku dan Putri, sambil berkata..

Eh..eh.. Kemaren ayahku baru saja membuat sebuah video yang isinya foto-foto masa kecil kita semua, kan banyak tuh waktu itu yang di foto sama ayahku..” gumam Reni.

“Wahh, bener tuh, aku juga masih ingat..” sambung Tia.

“Yaudah, kalo gitu, nanti habis makan siang, kalian semua dateng ke rumah aku yah, kita barengan nonton video itu di laptop ayahku..” jawab Reni.

Dan semuanya setuju.

Setelah kami semua berkumpul di rumah Reni, video tersebut pun diputar. Videonya benar-benar koleksi foto kenangan masa kecil kami semua, diiringi backsound lagu Sheila on 7 yang berjudul “Sahabat Sejati”.

Isi seluruh foto di video tersebut benar-benar membuat rasa dalam hati dan pikiran kami bercampur aduk, antara sedih, rindu, lucu dan tentunya bahagia.

Setelah video tersebut selesai, kami semua berpelukan dan saling berjanji satu sama lain, untuk senantiasa menjaga persahabatan yang sekarang terjalin, hingga kapanpun dan dalam keadaan apapun.

*** *** ***

Cerita Pendek Perpisahan dengan Sahabat

Judul Cerpen : Janji Setia

Satu minggu menuju acara perpisahan sekolah, hari-hari terasa semakin buram. Aku hanya terus-menerus membayangkan, bagaimana jadinya bila aku dan semua teman di sekolah berpisah dalam waktu yang lama.

Sudah 2 minggu libur ujian nasional, detik-detik acara perpisahan semakin menggema. Rasanya hati dan jiwa belum siap untuk mengusaikan semua kisah panjang, yang terjalin selama 3 tahun di sekolah yang sama.

Hari ini, Senin (25 Oktober 2019), tibalah saat dimana hal yang aku takutkan terjadi. Semua siswa/i dikumpulkan di halaman sekolah, beserta semua orangtua mereka. Acara berjalan begitu meriah dan menyenangkan.

Dari awal dimulai hingha selesai, diisi dengan berbagai kegiatan, baik itu pidato, pembacaan puisi, selingan hingga acara salam-salaman dengan para guru dan orangtua murid.

Setelah acara selesai, aku bersama 5 orang teman dekatku sejak kelas 1 SMA dulu, Tina, July, Rika dan Yanti, bertemu dan berkumpul di sudut sekolah. Suasana saat itu memang sedikit berbeda.

Biasanya, jika kami berlima telah berkumpul, keadaan akan pecah dan meriah, penuh canda gurau dan tawa satu sama lain. Namun saat itu, perlahan semuanya membisu, tak banyak kata yang terucap.

Wajah masing-masing dipenuhi kemurungan dan kesedihan. Raut wajah mendeskripsikan ketidaksiapan untuk berpisah. Aku dan mereka merasa 3 tahun tersebut berlalu begitu cepat. Hingga pada akhirnya, tibalah di penghujung masa.

Momen ini, merupakan salah satu momen paling haru dalam hidupku. Aku sadar, perpisahan ini memang pasti akan terjadi. Hanya saja, entah kenapa kebersamaan berlalu begitu cepat.

Akhirnya, kami semua mengukir janji setia, untuk senantiasa menjaga persahabatan ini sampai kapanpun, dalam keadaan apapun dan bagaimanapun, karena kita semua akan berpisah dalam waktu yang tidak ditentukan. Terima kasih, sahabat-sahabat terbaikku.

*** *** ***

Cerita Pendek tentang Persahabatan dan Cinta

Judul Cerpen : Demi Persahabatan

Cerpen tentang Persahabatan dan Cinta
Liputan6.com

Namaku Bayu, seorang siswa SMA di salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri di Jakarta Selatan. Aku memiliki seorang teman dekat bernama Hendi, yang telah menjadi sahabatku sejak masih SD, SMP hingga kini di bangku SMA.

Beberapa hari terakhir, ada yang aneh dari sikap Hendi, yang dingin dan sedikit cuek. Padahal, dia orangnya sangat heboh, suka ribut tidak jelas, bar-bar bahkan terkesan sedikit gila jika sedang berada didekatku.

Hal ini tentu membuatku bingung dan bertanya-tanya. Akhirnya aku memberanikan diri untuk menegurnya langsung. Ketika perjalanan pulang sekolah, aku menghampirinya dan bertanya..

“Eh Hen, bentar deh, aku mau nanya sesuatu yang serius sama kamu…” Bukaku.

“Eh, Indra, mau tanya apa ya..?” Jawabnya.

“Gini Hen, aku lihat beberapa hari terakhir ini kamu kok agak cuek dan pendiam gitu sama aku, benar-benar berbeda dengan sifat dan sikapmu yang aku kenal selama ini. Kamu punya masalah ya? Atau aku punya salah…?” Tanyaku menjelaskan.

Hendi sempat terdiam dan terus melanjutkan perjalanan. Namun aku tetap mengikutinya sambil diam dan tidak melanjutkan omongan.

Kemudian dia menghela nafas panjang, kemudian berkata…

“Gini Ndra, aku sebenarnya gak mau ngomongin ini, soalnya gak enak aja, tapi aku juga gak mau jika hal ini terus berlanjut, hubungan persahabatan kita bisa terancam..” Jawabnya.

Mendengar ungkapan Hendi, akupun semakin penasaran.

“Udahlah Hen, gapapa, bilang aja, aku janji gak bakal bersikap kekanak-kanakan, kita udah gede kok..” Tuturku.

Kemudian Hendi menghentikan langkahnya dan menjawab..

“Oke, aku bakal ceritain masalahnya. Jadi gini Ndra, kamu kan seminggu terakhir ini lagi deket (PDKT) sama Mira, aku tahu kabar ini dari Susan teman sekelasnya Mira…” Gumam Hendi.

“Wah, iya Hen, aku emang lagi deket sama Mira, terus kenapa Hen…?” Tanyaku sambil heran dan sedikit tertawa.

Kemudian Hendi pun menjawab..

“Ndra, Mira itu mantan pacarku pas kelas 2 dulu. Kamu masih ingat gak, pas dulu aku rahasiain siapa pacarku? Nah, yang aku rahasiain itu Mira..” Sambung Hendi dengan nada pelan.

Sontak aku kaget, terkejut dan diam sejenak. Namun setelah berpikir dua kali. Akupun langsung mengambil keputusan, dan berkata…

“Hen, jujur aku benar-benar gak tahu sama sekali soal ini. Aku memang suka sama Mira, namun jika memang begitu kenyataannya, Oke, mulai detik ini aku akan menjauhinya. Aku gak mau lagi ngeliat sikap kamu yang kek gini, aku juga gak mau persahabatan kita hancur hanya karena seorang wanita…” Tuntasku.

Setelah selesai berbicara, aku langsung meminta maaf dan memeluk Hendi. Akupun menyambung perkataanku..

“Hen, kamu sahabat terbaikku sejak kecil, aku tidak akan pernah menyakiti hatimu walau sekecil apapun, apalagi hanya karena wanita…” Ucapku.

Setelah berbincang sekian lama, Hendi kembali tersenyum dan sikap gila serta hobi ngerusuhnya kumat lagi. Persahabatan aku dan Hendi kembali seperti semula.

*** *** ***

Cerita Pendek Tentang Persahabatan Sedih

Judul Cerpen : Berbagi Kasih dengan Sahabat

Namaku Riko, seorang Siswa SMP kelas IX asal Bogor. Aku memiliki sahabat bernama Andre, yang merupakan teman setia dan sekelas sejak di bangku sekolah dasar.

Hari ini adalah hari Sabtu, dimana mata pelajaran hanya 3 mapel. Pada mapel terakhir, yakni Bahasa Inggris. Semua berjalan seperti biasa. Hari telah menunjukkan pukul 13.20, tandanya sebentar lagi akan pulang.

Tiba-tiba pintu kelas ditotok oleh seseorang. Ketika bu guru membukanya, ternyata yang datang adalah Pak Imron, yang tidak lain yakni Pamannya Andre, adek kandung dari ibunya.

“Tok..tok..tok..” suara ketukan pintu berbunyi.

“Iya, silakan masuk..” sambut Bu guru.

“Permisi bu, saya izin menjemput Andre untuk membawanya pulang..” ucap Pak Imron.

“Ada persoalan apa ya pak…?” Tanya bu guru.

“Begini bu, keluarga Andre baru saja mengalami musibah, rumahnya kebakaran dan semuanya habis dimakan api. Untungnya tidak ada korban jiwa sedikitpun..” sambung Pak Imron.

Tiba-tiba seisi kelas panik bercampur sedih, dan aku melihat wajah Andre tampak kesedihan yang begitu mendalam. Kemudian bu guru mengizinkan Andre untuk pulang.

Ketika bel pulang berbunyi, aku menghimbau seluruh teman sekelas untuk jangan pulang dulu. Aku mengajak mereka semua untuk melakukan penggalangan dana kepada seluruh lapisan guru dan siswa/i di sekolah mulai besok.

Sepulangnya dari sekolah besok, aku juga mengajak mereka untuk melakukan penggalangan di tepi jalan raya. Tanpa pikir panjang, semua teman sekelas setuju.

Setelah penggalangan di sekolah dan tepi jalan raya selesai. Aku dan teman-teman sangat bersyukur karena dana yang terkumpul cukup banyak, yakni 16 juta rupiah. Aku dan teman-teman langsung menuju kediaman Andre dan keluarganya.

Sesampainya disana, aku melihat kesedihan Andre dan keluarganya begitu mengiris hati, mengingat semua isi rumah habis dilalap api.

Assalamualaikum bu, pak, nde, aku dan teman-teman mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah yang kalian hadapi. Ini, ada sedikit bantuan dari teman-teman dan saudara, semoga bisa meringankan beban kamu dan keluarga ya ndre..” ucapku.

Andre tampak sedikit senang dan kemudian langsung memeluk kami semua, seraya berkata…

“Terima kasih banyak teman-teman atas bantuannya. Terima kasih juga atas kehadiran dan ucapan belasungkawanya. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian dan para penyumbang..” tuntas Andre.

Kamipun berkumpul dan mencoba menghibur Andre dan keluarganya hingga menjelang sore.

Yuk, simak juga : Cerita Malin Kundang Terlengkap.

*** ***

Cerpen Tanggung Tawab Sahabat

Judul Cerpen : Sahabat yang (hampir) Mengecewakanku

Cerpen Tanggung Tawab Sahabat

Namaku Wira, seorang siswi SMP di salah satu Sekolah di Yogyakarta. Aku duduk di bangku sekolah kelas 9. Ibuku keturunan Jawa Asli, namun bapakku asal Sumatera, tepatnya dari Bangka Belitung.

Aku mempunyai seorang sahabat baik dari Serang, namanya Lisa, yang telah bersama denganku sejak kelas 7 dulu. Dia adalah sahabat terbaikku semenjak duduk di bangku SMP. Banyak hal yang telah kami lewati bersama, baik suka maupun duka.

Hari ini hari Senin, ada tugas sekolah yang harus dikumpulkan pada jam ke-3 pembelajaran, tepatnya setelah istirahat. Malam harinya, Lisa mengunjungi rumahku untuk meminjam buku LKS yang baru aku beli di toko buku, hari Sabtu kemaren.

Sesampainya di sekolah, Lisa tiba-tiba mendatangiku sambil tergesa-gesa, sepertinya ada hal penting yang ingin ia katakan. Sesampainya didekatku, Lisa berkata..

“Ra, aku benar-benar minta maaf ya ra sama kamu…” Katanya.

“Emang kenapa Lis..?” Tanyaku.

“Buku LKS yang aku pinjam sama kamu tadi malam, hilang Ra, aku lupa naroknya dimana tadi pas pelajaran pertama berakhir. Aku udah coba nanya ke semua teman di kelas, tapi gak ada yang tau..” jawabnya.

Aku langsung kaget dan panik. Karena selain itu buku baru saja aku beli, tugas sekolah yang akan dikumpulkan nanti semuanya ada di LKS itu.

“Aduh Lis, kok bisa ilang sih? Kamu salah tarok kali, siapa tau aja kebawa pas kamu keluar kelas, terus tertinggal deh…” Ungkapku.

Tapi Lisa benar-benar yakin kalau dia tidak salah tarok. Dia hanya yakin bahwa ada orang lain yang mengambil / meminjam bukunya tanpa sepengetahuannya.

Aku hanya bisa merenung, cemberut dan sedikit kecewa terhadap Lisa.

“Terus sekarang gimana dong Lis, semua tugasku masih ada di buku itu, dan belum satupun aku salin ke buku pelajaran..” Sambungku.

Saking kecewa akan kecerobohannya, akupun langsung pergi menjauh darinya menuju kelasku, dan dia pun beranjak dari tempat tersebut sambil terus-menerus mencari buku itu.

Setelah jam istirahat selesai, bel masuk pun berbunyi. Aku melihat Lisa masih belum datang untuk menghantarkan buku itu. Aku hanya bisa pasrah, jika nanti guru memarahiku.

Baru sampai pintu kelas, tiba-tiba ada suara yang meneriaki namaku..

“Raa…Raa…Raa…” Terdengar dari kejauhan.

Ketika kubalikkan badanku, ternyata yang memanggil itu adalah Lisa, dan aku melihat dia membawa sebuah buku yang ternyata adalah bukuku tersebut.

“Ra, ini buku milikmu. Ternyata benar, aku memang salah tarok. Aku menemukan buku ini di samping WC. Maafin aku ya Ra, aku udah bikin kamu panik dan cemberut..” Ungkapnya dengan nafas yang belum stabil.

Akupun langsung memaafkannya dan meminta maaf kembali, karena telah keterlaluan membuat dia panik dan tergesa-gesa seperti itu.

*** ***

Cerita Pendek Tentang Persahabatan Islami Anak SD

Judul Cerpen : Puasa Pertama

Namaku Rehan, aku berusia 10 tahun dan duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar. Aku memiliki banyak teman dan salah satunya adalah Budi, yang tidak lain merupakan tetangga dan sahabatku sejak kecil.

Budi orangnya lucu dan ramah serta pandai bergaul. Namun di sisi lain, dia juga merupakan anak yang hobi makan, mulai dari cemilan hingga makanan pokok. Selain itu, hidupnya serba berkecukupan jika dilihat dari segi materi.

Ketika bulan Ramadhan tiba, aku berniat untuk memulai puasa pertamaku sehari penuh, karena sebelum-sebelumnya hanya setengah hari saja. Namun kini, aku merasa sudah cukup kuat dan mampu menahannya hingga mentari terbenam.

Malam harinya sebelum tidur, aku berpesan kepada ibu supaya membangunkanku untuk makan sahur nanti.

“Bu, nanti subuh bangunin aku ya, aku mau puasa besok hari sampai sehari penuh..” ucapku.

Ibu kaget dan bercampur senang.

“Alhamdulillah.. Baiklah, nanti ibu akan bangunin kamu. Tapi kalau rasanya tidak kuat, sampai setengah hari aja ya seperti tahun sebelumnya..” jawab ibu.

“Iya bu, Insya Allah akan aku usahakan untuk menahannya sampai magrib tiba..” Tuntasku.

Keesokan harinya, aku berangkat ke sekolah dengan Budi untuk mengikuti pesantren ramadhan di sekolah. Di perjalanan, aku bertanya kepadanya..

“Bud, kamu puasa nggak..?” Tanyaku.

“Alhamdulillah puasa Han, ini pertama kalinya aku berpuasa, semoga kuat..” jawabnya.

“Aamiin, ini juga kali pertama aku puasa Bud, kita sama..” jawabku.

Hari sudah menunjukkan jam 12.30, Adzan Dzuhur pun berkumandang. Kami semua melaksanakan sholat Dzuhur di musholla Sekolah, setelah itu pulang ke rumah masing-masing.

Di perjalanan, aku memang merasa sudah cukup haus, namun tetap aku coba untuk menepis segala pemikiran yang bisa membatalkan puasa. Namun, wajah Budi aku lihat sepertinya sangat lemas. Aku pun bertanya..

“Bud, kalo memang udah gak tahan lagi, batalkan aja, kita masih anak-anak kok, belum diwajibkan. Soalnya aku lihat wajah kamu udah benar-benar pucat..” ucapku.

“Enggak apa-apa Han, Insya Allah aku masih kuat kok..” jawabnya.

Aku dan Budi kemudian melanjutkan perjalanan. Namun aku melihat wajahnya semakin pucat saja, bahkan suaranya hampir tak terdengar lagi ketika aku ajak berbicara.

Oleh karena itu, aku menawarkan kembali apa yang aku katakan sebelumnya, namun dia tetap menolak karena yakin kalau dia masih kuat. Karena ungkapan itu, aku semakin menyemangatinya untuk bertahan.

Jarak sekolah dengan rumah kami sekitar 500 meter. Di hari lain, biasanya kami berlarian sambil berlomba siapa yang paling cepat sampai. Namun di hari pertama puasa ini, kami bahkan rehat hingg 5 kali di jalan untuk berhenti sejenak, kebetulan cuaca juga cukup panas.

Sesampainya di rumah, setelah mengganti baju, aku langsung menuju rumahnya, dan tidur siang di sana hingga adzan Ashar. Setelah itu aku pulang ke rumah membantu ibu mempersiapkan menu buka puasa.

Jam 17.30 setelah mandi, aku ke rumah Budi lagi dan melihat dia masih terkulai lemas di sofa rumahnya sambil menonton TV. Kami mengobrol sejenak hingga waktu berbuka tiba. Alhamdulillah, puasa hari pertama pun lancar dan diikuti hari-hari berikutnya.

*** ***

Cerita Pendek Tentang Kejujuran Sahabat

Judul Cerpen : Memaklumi Kesalahpahaman

Cerita Pendek Tentang Kejujuran Sahabat

Perkenalkan, nama saya Andre, seorang murid kelas VIII SMP di salah satu Sekolah Menengah Pertawa Swasta di Kota Malang. Aku memiliki 2 teman baik bernama Indra dan Ikhsan.

Hari ini adalah hari pertama ujian semester ganjil dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Malam harinya, aku sudah mempersiapkan semua peralatan ujian dari rumah, seperti pensil, penghapus, nomor ujian dan belajar.

Sesampainya di sekolah, ujian akan segera di mulai. Tapi aku melihat Ikhsan sepertinya sedikit panik, seperti sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya. Kemudian akupun bertanya..

“San, kamu lagi nyari apa? Ini ujian udah mau dimulai loh..” tanyaku.

“Ini Ndre, pensilku hilang, padahal perasaan tadi malam udah aku siapin semua deh, tapi kok gak ada..” jawabnya.

Melihat ujian akan segera dimulai, aku langsung meminjamkan pensil cadanganku kepadanya.

“Ya udah, nih pake pensil aku aja, kebetulan aku bawa 2 pensil kok sebagai cadangan..” tawarku.

“Syukurlah, makasih Ndre, hampir aja aku gak ikut ujian..” tambahnya.

“Oke San, santai..” tuntasku.

Setelah ujian selesai dan di tengah jam istirahat, aku melihat Ikhsan masih sibuk dengan pensilnya yang belum ketemu. Dia terus mengobrak-abrik seluruh isi tas namun tetap tidak ada hasil.

Tiba-tiba saja Indra datang dan langsung menyodorkan sebuah pensil sambil berkata..

“San, nih pensil kamu, terima kasih banyak yah, tadi aku enggak sempat minjam karena terdesak, soalnya ujian akan segera dimulai..” tutur Indra.

Sontak Ikhsan kaget dan sedikit marah..

“Yaelah Ndra, kok kamu gak bilang-bilang sih? Aku kan cuman punya pensil 1, hampir aja aku yang gak ikut ujian, untung tadi si Andre bawa 2 pensil…” Jawab Ikhsan.

Waduhh San, aku benar-benar minta maaf ya, aku pikir tadi kamu punya 2 pensil, ternyata cuman 1, jujur aku benar-benar gak tahu, maafin aku yah…” Pasrah Indra.

Melihat wajah Ikhsan yang sedikit kecewa, akupun memberanikan diri untuk mengenengahkan mereka berdua..

“Udahlah San, maklumin aja, ini kan cuman salah paham, lagian kamu juga udah aku pinjamin pensil kan?.. kamu juga Ndra, kalo minjam itu bilang dulu, jangan main ambil trus diam aja..” Gumamku.

Kemudian Indra meminta maaf kepada Ikhsan dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Sementara Ikhsan juga meminta maaf kembali karena telah membentak Indra sebelumnya.

Yuk, simak juga : Cerita Pendek Tentang Pendidikan

*** ***

Penutup Cerita Pendek Tentang Persahabatan

Demikianlah, ulasan kali ini mengenai Contoh Cerita Pendek Tentang Persahabatan. Semoga bisa membantu kamu yang suka membaca cerpen singkat tentang sahabat, untuk tugas sekolah dan sejenisnya. Terima kasih.

Image by Pixabay.